Jumat, 30 Juli 2010

HIKMAH PAGI, meraih barokah rejeki

Oleh JARINGAN BISNIS
UKHUWAH
ISLAMIYAH 05
Februari 2010 jam
16:22
Jika kita lihat kondisi
kaum muslimin saat
ini, maka kita akan
melihat mereka
sering bermalas-
malasan di waktu
pagi. Mereka lebih
senang bermalas-
malasan di waktu
yang penuh berkah
ini hingga matahari
terbit atau meninggi.
Padahal yang
diajarkan oleh Nabi
kita shallallahu
‘ alaihi wa sallam
tidak demikian.
Beliau adalah orang
yang gemar
memanfaatkan
waktu pagi. Begitu
pula hal ini dilakukan
oleh para sahabat
dan para ulama yang
menjadi suri
tauladan kita dalam
amal dan akhlaq.
Mereka semua
adalah orang-orang
yang senantiasa
memanfaatkan
waktu pagi.
Waktu Pagi adalah
Waktu Fit Untuk
Beramal
Dalam Shohih Bukhari
terdapat suatu
riwayat dari sahabat
Abu Hurairah dari
Nabi shallallahu
‘ alaihi wa sallam.
Beliau
shallallahu’alaihi
wa sallam bersabda,
َّنِإ َنيِّدلا
ٌرْسُي ، ْنَلَو
َّداَشُي
َنيِّدلا ٌدَحَأ
َّالِإ ُهَبَلَغ ،
اوُدِّدَسَف
اوُبِراَقَو
اوُرِشْبَأَو ،
اوُنيِعَتْساَو
ِةَوْدَغْلاِب
ِةَحْوَّرلاَو
ٍءْىَشَو َنِم
ِةَجْلُّدلا
“Sesungguhnya
agama itu mudah.
Tidak ada
seorangpun yang
membebani dirinya di
luar kemampuannya
kecuali dia akan
dikalahkan.
Hendaklah kalian
melakukan amal
dengan sempurna
(tanpa berlebihan
dan menganggap
remeh). Jika tidak
mampu berbuat yang
sempurna (ideal)
maka lakukanlah
yang mendekatinya.
Perhatikanlah ada
pahala di balik amal
yang selalu kontinu.
Lakukanlah ibadah
(secara kontinu) di
waktu pagi dan
waktu setelah
matahari tergelincir
serta beberapa
waktu di akhir
malam. ” (HR.
Bukhari no. 39. Lihat
penjelasan hadits ini
di Fathul Bari)
Yang dimaksud ‘al
ghodwah’ dalam
hadits ini adalah
perjalanan di awal
siang. Al Jauhari
mengatakan bahwa
yang dimaksud ‘al
ghodwah’ adalah
waktu antara shalat
fajar hingga
terbitnya matahari.
(Lihat Fathul Bari
1/62, Maktabah
Syamilah)
Inilah tiga waktu
yang dikatakan oleh
Ibnu Hajar dalam
Fathul Bari sebagai
waktu semangat (fit)
untuk beramal.
Syaikh
Abdurrahmanbin bin
Nashir As Sa ’di
mengatakan bahwa
inilah tiga waktu
utama untuk
melakukan safar
(perjalanan) yaitu
perjalanan fisik baik
jauh ataupun dekat.
Juga untuk
melakukan
perjalanan ukhrowi
(untuk melakukan
amalan akhirat).
(Lihat Bahjah Qulubil
Abror, hal. 67,
Maktabah ‘Abdul
Mushowir
Muhammad Abdullah)
Waktu Pagi adalah
Waktu yang Penuh
Berkah
Waktu yang berkah
adalah waktu yang
penuh kebaikan.
Waktu pagi telah
dido ’akan khusus
oleh Nabi shallallahu
‘ alaihi wa sallam
sebagai waktu yang
berkah.
Dari sahabat Shokhr
Al Ghomidiy, Nabi
shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,
َّمُهَّللا
ْكِراَب
ىِتَّمُأل ىِف
اَهِروُكُب
“Ya Allah,
berkahilah umatku di
waktu paginya. ”
Apabila Nabi
shallallahu mengirim
peleton pasukan,
beliau shallallahu
‘ alaihi wa sallam
mengirimnya pada
pagi hari. Sahabat
Shokhr sendiri (yang
meriwayatkan hadits
ini, pen) adalah
seorang pedagang.
Dia biasa membawa
barang dagangannya
ketika pagi hari.
Karena hal itu dia
menjadi kaya dan
banyak harta. Abu
Daud mengatakan
bahwa dia adalah
Shokhr bin
Wada ’ah. (HR. Abu
Daud no. 2606. Hadits
ini dishohihkan oleh
Syaikh Al Albani
dalam Shohih wa
Dho ’if Sunan Abi
Daud)
Ibnu Baththol
mengatakan,
“ Hadits ini tidak
menunjukkan bahwa
selain waktu pagi
adalah waktu yang
tidak diberkahi.
Sesuatu yang
dilakukan Nabi
shallallahu ‘alaihi
wa sallam (pada
waktu tertentu)
adalah waktu yang
berkah dan beliau
shallallahu ‘alaihi
wa sallam adalah
sebaik-baik uswah
(suri teladan) bagi
umatnya. Adapun
Nabi shallallahu
‘ alaihi wa sallam
mengkhususkan
waktu pagi dengan
mendo ’akan
keberkahan pada
waktu tersebut
daripada waktu-
waktu yang lainnya
karena pada waktu
pagi tersebut adalah
waktu yang biasa
digunakan manusia
untuk memulai amal
(aktivitas). Waktu
tersebut adalah
waktu bersemangat
(fit) untuk
beraktivitas. Oleh
karena itu, Nabi
shallallahu ‘alaihi
wa sallam
mengkhususkan
do ’a pada waktu
tersebut agar
seluruh umatnya
mendapatkan berkah
di
dalamnya. ” (Syarhul
Bukhari Libni
Baththol, 9/163,
Maktabah Syamilah)
Lihatlah Karena
Memanfaatkan
Waktu Pagi, Seorang
Pedagang Menjadi
Kaya
Dalam Tuhfatul
Ahwadzi Syarh At
Tirmidzi (3/305)
dikatakan bahwa
karena perhatian
Shokr Al Ghomidi
pada ajaran Nabi
shallallahu ‘alaihi
wa sallam untuk
memanfaatkan
waktu pagi dan
mustajabnya do ’a
Rasulullah shallallahu
‘ alaihi wa sallam ini
bagi siapa saja yang
memanfaatkan
waktu pagi, akhirnya
Shokr –seorang
pedagang- menjadi
kaya raya.
Setelah kita
mengetahui bahwa
waktu pagi adalah
waktu yang penuh
berkah, masihkah
kita sia-siakan?
Orang yang cerdas
tentu tidak demikian.
Tentu dia tidak akan
menyia-nyiakan
waktu pagi. Malah
dia isi dengan
melakukan amalan
sholeh ataupun
mencari nafkah.
Begitu juga kami
nasehatkan kepada
para pedagang,
manfaatkanlah
waktu pagi dengan
sebaik-baiknya.
Janganlah cuma
malas-malasan di
waktu pagi. Alangkah
baiknya jika kita
dapat menawarkan
dagangan kita
kepada para
pelanggan di waktu
pagi, membuka toko
atau warung kita di
waktu pagi (bahkan
mungkin ba ’da
shubuh), niscaya kita
akan mendapatkan
keberkahan
sebagaimana yang
Nabi shallallahu
‘ alaihi wa sallam
janjikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar